Beauty And The Beast : Kisah Klasik Namun Tetap Eksis

By Sendaewardah - Juli 10, 2018

Hasil gambar untuk beauty and the beast
Beauty and The Beast adalah suatu proyek remake dari Disney yang menurut si saya nih dalam pembuatannya sangat mirip atau bisa dibilang setiap adegan atau scencenya sesuai dengan cerita klasik yang sudah terkenal lebih dahulu. Seperti yang kita tahu, Disney membuat program ulang atau remake dari kartun-kartun princess yang dulu sukses mengisi masa kecil saya. Beberapa fim disney yang dibuat ulang dalam bentuk live action terlihat berbeda dengan cerita aslinya. Misalnya film Maleficent yang merupakan remake live action dari The Sleeping Beauty. Ketika dulu Aurora atau sang Puteri adalah tokoh protagonis yang dimunculkan dan di tonjolkan di dalam filmnya justru dia di jadikan sebagai tokoh pembantu. Sementara itu tokoh Maleficent yang notabenenya adalah seorang antagonis justru menjadi tokoh sentral sehingga di filmnya pun terlihat lebih seram dan gelap.  Lalu ada Snow White and The Huntsman adaptasi dari film Snow White menjadikan tokoh Snow White sebagai wanita yang pemberani dan jago berperang, beda sekali dengan Snow White yang selama ini kita tahu.
Sejujurnya disini saya gak akan ngebahas persamaan atau perbedaan film-film tersebut. Saya jadinya bakal fokus ngebahas analisis Struktur Dramatik yang ada di film Beauty and The Beast menurut Segitiga Ferytag dari Gustav Freytag *aseeeekk*. Struktur dramatik sebetulnya merupakan bagian dari plot karena di dalamnya merupakan satu kesatuan peristiwa yang terdiri dari bagian-bagian yang memuat unsru-unsur plot. Rangkaian ini memiliki atau membentuk struktur dan saling bersinambung dari awal cerita sampai akhir. Fungsi dari struktur dramatik ini adalah sebagai perangkat untuk lebih dapat mengungkapkan pikiran pengarang dan melibatkan pikiran serta perasaan penonton ke dalam laku cerita. Teori dramatik Aristotelian memiliki elemen-elemen pembentuk struktur yang terdiri dari eksposisi, komplikasi, klimaks, leraian dan selesaian.
Cerita dimulai ketika narator menceritakan tentang seorang Pangeran, pangeran berhati dingin, disebuah Kerajaan di Prancis. Ia adalah pangeran yang tampan namun arogan. Suatu ketika saat pangeran tersebut sedang mengadakan pesta, muncul seorang penyihir yang menyamar menjadi pengemis dan menawarkan kepada tuan rumah, setangkai mawar sebagai ganti untuk tempat berteduh. Setelah ditolak oleh sang pangeran, ia mengutuknya menjadi makhluk buruk rupa dan para pelayannya menjadi perabot rumah tangga, serta menghapus seluruh isi istana dari memori orang-orang yang mereka sayangi. Ia memberikan sang pangeran mawar yang telah disihir dan memperingatkannya bahwa jika dia tidak bisa belajar mencintai seseorang dan balas dicintai sebelum kelopak terakhir gugur, dia dan para pelayannya tidak akan bisa menjadi manusia lagi selamanya. Bagian ini merupakan sebuah eksposisi, karena didalamnya mengandung penggambaran awal lakon , perkenalan karakternya yaitu sang pangeran atau Beast, serta masalah yang ingin diangkat berupa kutukan dari penyihir agar pangeran tersebut menjadi orang yang lebih mempunyai nurani dan kasih.
Adegan berubah menjadi sebuah pemandangan disebuah desa kecil bernama desa Villeneuve. Disana hidup seorang wanita muda bernama Belle yang tinggal bersama ayahnya. Ia dijuluki sebagai perempuan aneh, karena hobbinya yang suka membaca, sangat berbeda dengan keadaan masyarakat sekitar. Ia tumbuh sebagai wanita yang punya mimpi yang besar akan petualangan dan menolak rayuan dari Gaston, seorang mantan tentara yang arogan karena masih ingin mencari seseorang yang pas pula dihatinya. Adegan dari awal belle muncul dan berjalan-jalan diwilayah desa serta diiringi oleh tarian dan nyanyian itu juga masih bagian dari eksposisi karena selain mengenalkan lakon Beast diatas, film ini juga mengenalkan kehidupan Belle dan masalah yang dihadapi dalam kesehariannya.
Permulaan komplikasi adalah ketika Belle ditinggalkan oleh ayahnya. Ketika sedang mengajari seorang anak-anak ia mendapat masalah dari warga yang tidak suka dengan itu. Dan Gaston pun berusaha menjadi Pahlawan kesiangan baginya dengan menawari Belle menikah (lagi). Tapi tetap saja Belle menolak tawaran itu. Komplikasi meningkat dalam adegan selanjutnya. yaitu ketika dimana Ayah Belle tersesat kedalam hutan dan akhirnya ampai disebuah Kastil. Dengan ragu ia masuk ke kastil itu. Awalnya ia merasa tidak ada apa-apa tapi akhirnya ia mneyadari bahwa kastil tersebut aneh karena sebuah cangkir pun bisa berbicara padanya. Ayah Belle memutuskan untuk pergi. Akan tetapi ia tertarik dengan sebuah mawar di bagian barat Kastil dan berniat memetiknya, tapi akhirnya Beast muncul dan menawan ayah Belle.
Komplikasi berikutnya adalah saat Belle pergi mencarinya dan menemukannya terkurung di penjara kastil. Beast sepakat untuk mengijinkannya menggantikan Maurice. Belle berteman dengan para pelayan kastil, yang menjamunya dengan makan malam spektakuler. Saat dia berkeluyuran ke sayap barat yang terlarang dan menemukan mawarnya, Beast marah dan mengusirnya dari kastil. Namun saat tiba di hutan, Belle disudutkan oleh sekawanan serigala, Beast datang tepat waktu untuk menyelamatkannya namun terluka sebagai akibatnya.
Karena merasa bersalah dan ingin berterimakasih, Belle merawatnya sampai sembuh dan seiring itu pula ia mulai menjalin pertemanan dengan Beast. Sedangkan di Villeneuve, Gaston sepakat untuk membantu Maurice menyelamatkan Belle dengan harapan Belle akan mau menikah dengannya. Saat Maurice mengetahui niatnya dan menolaknya, Gaston meninggalkannya di tengah hutan untuk dimangsa serigala. Maurice ditolong oleh seorang pengemis, Agathe, disinilah muncul komplikasi lagi yaitu ketika ia menceritakan apa yang terjadi ke penduduk desa, Gaston malah meyakinkan mereka untuk mengirimkannya ke rumah sakit jiwa. Untungnya di Villeneuve, Belle segera datang membuktikan kewarasan Maurice dengan memperlihatkan Beast lewat cermin ke para penduduk desa. Karena tahu Belle mencintai Beast, Gaston mengurungnya bersama ayahnya dan mengerahan penduduk desa menuju kastil untuk membunuh Beast. Maurice dan Belle meloloskan diri dan Belle segera bergegas kembali ke kastil.
Puncak dari konflik yang kita sebut dengan klimaks berada diadegan saat Gaston menyerang dengan cara menembak Beast dari sebuah jembatan yang kemudian ambruk dan membunuhnya. Beast meninggal tepat saat kelopak terakhir gugur dan para pelayan berubah menjadi benda mati. Mengapa adegan ini disebut sebagai Klimaks? Menurut pengertiannya Klimaks adalah puncak dari laku lakon. Di titik ini semua permasalahan akan terurai dan mendapat penjelasan melalui laku karakter maupun lewat dialog. Dan disini memang ada adegan dimana Beast mati dan Belle menangis sehingga dikatakan sebagai puncak dari semua masalah yang menimpa Belle.
Setelah penonton diaduk-aduk emosinya oleh klimaks yang ditampilkan, maka selanjutnya adalah adanya Leraian atau reversal. Leraian akan menurunkan emosi baik dari penonton maupun emosi lakon. Hal ini ditandai oleh semakin melambatnya emosi permainan dan suara pemeran yang lebih menenangkan. Disini bisa dilihat saat belle mengatakan bahwa ia mencintai Beast dan menginginkan Beast hidup kembali. Serta pada saat para pelayan saling berpamitan karena tahu mereka akan membatu dan tidak bisa hidup dengan normal kembali.
Setelah mengalami peleraian, akan ada bagian terakhir yaitu selesaian. Penyelesaian dari lakon tersebut bisa mempunyai dua kemungkinan ending atau akhir lakon, baik berakhir dengan bahagia maupun menderita dalam Drama ini memiliki ending bahagia yaitu dimana saat Belle mengungkapkan cintanya ke Beast, Agathe atau sang Penyihir menampakkan dirinya sebagai penyihir dan membatalkan kutukannya, menghidupkan kembali Beast dan para pelayannya menjadi wujud asli mereka serta mengembalikan memori para penduduk desa. Sang pangeran dan Belle menggelar pesta perayaan, di mana mereka berdansa dengan bahagia.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar