Potensi Anak Bangsa~CannotKangMaman~

By Sendaewardah - Desember 20, 2015

#CannotKangMaman
Dikutip dari  https://www.facebook.com/ILK-Kumpulan-Notulen-265681050308968/

Notulensi ILK Episode: Potensi Anak Bangsa (Edisi 26 Oktober 2015)
.
Seorang teman pernah bertutur dengan nada geram, dengan bibir bergetar, dan sedih bercampur marah, “Negara ini sudah gawat darurat dalam berbahasa Indonesia. Ayo kita bikin hashtag
‪#selamatkan_bahasa_indonesia !”. 
.
Orang tua begitu bangga di tempat-tempat umum mengajak anak cucunya berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia, seolah sedari dini balitanya disiapkan untuk tidak boleh kalah di era MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Dan tidak percaya bahwa berbahasa Indonesia bisa menjadi modal besar dan berharga bagi depan anak cucu mereka.
.
Tidakkah pernah mereka sedikit saja bertanya, “Mengapa Prancis, Jepang, begitu maju dan tetap bangga dengan bahasanya dan dengan budayanya?”. 
.
Bahkan, mantan Mendikbud, M. Nuh, pernah bertanya dengan sangat prihatin bahwa: di lembaga pendidikan lama; di kurikulum lama, pelajaran Bahasa Indonesia bahkan cuma 2 jam dan pelajaran Bahasa Inggris 4 jam. 
.
Rupanya peribahasa “Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput di halaman sendiri” masih sedemikian berlaku di negeri ini. Bahkan masih menjadi-jadi dan menyedihkan, karena gajah di dalam negeri yang begitu berpotensi tidak tampak sementara semut kecil di seberang lautan terlihat terang benderang. 
.
Di sisi lain, kita semua percaya: bergantung pada orang lain tidak lebih baik daripada menggantungkan diri pada potensi sendiri. Dan terlalu terpesona pada hal asing bisa membuat seseorang terasing di negeri sendiri dan asing pada potensi negeri sendiri.
.
Kepada: Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu di Eksekutif dan Legislatif,
Kang Ronal, Cak Lontong, dengan satire menyindir, “Apakah kita harus melengkapi pasal 34 Ayat 1 Undang-Undang Dasar yang berbunyi: ‘Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara’ ditambah dengan kalimat ‘kaya prestasi dan anak berpotensi dipelihara oleh negara’?”.
.
Dan terakhir, mari kita memilih: mau terus takluk pada ASING atau menjadi SINGA dunia?

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar